Pola Pemupukan Pupuk Hayati Biomon Pola 153
Aplikasi 153 pada Padi
Tujuan teknik aplikasi untuk mendapatkan potensi maksimal produksi padi hingga 12ton /hektar atau setara 240 karung /100 are atau setara 24 karung /10are (karung 50kg).
Setara 120 karung /hektar atau 12 karung /10are untuk karung 100kg.
Dosis aplikasi 500cc /tangki
Menggunakan pola 153
Penjelasan aplikasi :
1x fase terapi lahan
5x fase anakan
3x fase produksi
Waktu aplikasi
Terapi lahan = sebelum tanam
Fase anakan = mulai umur 1-25 hst
Fase produksi = bunting kecil, bunting besar, passu'.
Teknik diatas dinamakan teknik 153 atau teknik full aplikasi.
Tapi penerapan dilapangan teknik bisa Fleksibel atau disesuaikan kondisi.
Contoh penyesuaian :
Teknik 153 bisa mulai dgn teknik 111, 121, 131, 141, 151, 122, 132, 142, 152, 132, 133, 143, dst.
Penjelasan Pola 153
Mengenal istilah baru Pola Aplikasi Biomon :
Terapi lahan 1x
Fase anakan 1x
Fase produksi 1x
Dinamakan pola aplikasi 111
Bisa variasi tergantung kondisi & umur padi seperti :
121, 112, 123, 133, 131, dst.
Trapi lahan : 1x
Fase Anakan : 5 x
Fase produksi:3x
Full aplikasi adalah 153.
Tanpa terapi lahan : 0
Fase anakan 1x
Fase produksi 1x
Dinamakan aplikasi 011, dst.
Tanpa terapi lahan : 0
Tanpa fase anakan : 0
Fase produksi : 1
Dinamakan aplikasi 001, dst.
Pola Penerapan 153 Pada Tanaman Lain
Tanaman umur 4 bulan seperti:
- Padi, jagung kuning, cabe, kentang, wortel, dll.
- Aplikasi fase anakan mulai umur 1 HST - 25 hst
- Aplikasi fase produksi mulai umur 35 HST
Tanaman umur 2 bulan seperti :
- Bawang merah, jagung manis, semangka, dll
- Aplikasi fase anakan mulai umur 1 HST - 21 hst
- Aplikasi fase produksi mulai umur 27 HST
Tanaman umur 1 bulan seperti :
- Kangkung, bayam, sayur sayuran.
- Artinya 1x terapi lahan & 1x fase tunas /anakan
- Karena tidak ada produksi maka aplikasinya 110 atau 120
- Umur fase anakan mulai umur 1-10 hst
Jadi untuk menyesuaikan teknik aplikasi tanaman sesuai pola BIOMON, harus ditanya dulu berapa umur panennya, selanjutnya tinggal disesuaikan dengan pola aplikasi yg sudah dibuat.
Dalam menjalankan aplikasi ini kontrol pupuk kimia dan kontrol pestisida wajib kita laksanakan sebab pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit. Kontrol pupuk kimia untuk memaksimalkan produksi. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan bisa menyebabkan meledaknya hama penyakit dan tanaman menjadi rebah.
Pengendalian hama harus dilakukan setiap minggu atau 7 hari sekali. Gunakan pestisidah dengan dosis terendah seperti 10 ml - 20 ml. Kenapa harus 7 hari sekali karena daya tahan pestisida umumnya hanya 7 - 10 hari. Lewat dari situ maka tanaman akan diserang lagi oleh hama. Baik berupa ulat maupun kupu-kupu.
Berikut ini kami akan tampilkan ilustrasi dosis pemberian pestisida pada tanaman
Pemberian dosis yang rendah maupun dengan dosis tinggi daya tahan tetap sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberian dosis yang tinggi tetapi pemberian cuma 2 -3 kali saja sampai panen maka hasilnya tetapi tidak bisa maksimal. Hasil maksimal akan didapat apabila dosis yang digunakan rendah tetapi kintinyu setiap 7 hari sekali harus dilakukan pengendalian.
Comments
Post a Comment