Dampak Ketika Sekolah Tatap Muka Di Jalankan Dalam Kondisi Pandemi Covid 19
Disatu sisi dengan dilangsungkannya sekolah tatap muka diseluruh Indonesia membuat sebagian orang menjadi senang. Akan tetapi ada hal lain yang perlu kita pikirkan bersama. Sebab kovid 19 belum sepenuhnya hilang artinya masih ada yang berkeliaran disekitar kita. Jadi kita perlu waspada dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Misalnya menjaga jarak, cuci tangan dan tetap memakai masker. Baca Juga : Sekolah tatap muka sudah mulai banyak dilakukan di Seluruh Indonesia
Yang menjadi pemikiran saya adalah apakah anak-anak dan pendidik bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan.Saya katakan demikian karena biasanya anak-anak kalau sudah ketemu dengan temannya biasanya lupa diri. Bahkan bisa saja kalau mereka ketemu langsung berdekatan dan tidak menutup kemungkinan mereka jabat tangan.
flickr.com |
Saya sendiri ketika keluar dari rumah misalnya kepasar, ke mall, dijalan sudah banyak orang sudah tidak tidak pakai masker lagi. Seakan akan dianggapnya corona sudah tidak ada lagi. Dan sampai sekarang rupanya masih ada segelintir orang yang tidak percaya sama korona.
Kita semua berharap agar setiap sekolah mampu meyakinkan anak-anak didik masing-masing untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Jangan sampai hanya menjaga jarak dan pakai masker kalau didalam kelas.
Pembelajaran online yang dilakukan selama ini memberikan dampak yang sangat besar diantaranya banyak anak yang putus sekolah dan begitupula target pembelajaran yang direncanakan susah tercapai. Dengan demikian dapat dikatakan pembelajara tatap muka memang tidak bisa tergantikan. Pembelajaran online juga memberikan beban fsikologis kepada anak-anak didik dan orang tua.
Hal ini terjadi karena anak-anak susah dikontrol. Dikiranya belajah eh kenyataannya banyak yang main game on line. Begitupula orang tua terbatasi oleh kebebasan untuk mencari nafkah akibatnya juga memberikan tekanan batin yang sangat berat. Prekonomian rumah tangga turun sementara kebutuhan meningkat tajam.
Ditakutkan kalau belajar online terus bisa menyebabkan terputusnya semangat belajar siswa. Ini bisa menyebabkan generasi menjadi mundur dari ilmu pengetahuan. Yang jadi masalah adalah anak yang berumur 12 tahun kebawah. Karena belum ditemukannya vaksin untuk anak 12 tahun kebawah. Padahal vaksin merupakan keharusan sebagai prasyarat untuk sekolah ofline.
Yang ada sekarang ketika suatu lembaga membuka vaksin gratis biasanya juga masih antrian panjang. Animo masyarakat sudah mulai berlombah-lombah untuk vaksin. Hal ini juga ada kaitannya dengan adanya aturan bahwa orang bisa mengurus sesuatu dipemerintahan harus ada kartu vaksin. Ada sebagian orang mengurusnya karena kebutuhan itu. seperti mau urus sim, urus ktp dan lain-lain.
Disisi lain sebagian juga percaya bahwa dengan vaksin bisa membuat tubuh kuat dalam menjaga daya tahan tubuh. Yang jelas tujuan vaksin adalah untuk kesehatan dimasa yang akan datang. Hal ini saya sudah merasa yakin untuk vaksin. Sebab diseluruh dunia juga sudah melakukan itu. Seandainya cuma di Indonesia dilakukan paksin maka kemungkinan juga saya berpikir untuk vaksin.
Comments
Post a Comment