Ibu (Emmi)
Engkau telah mendahului kami menghadap Allah, tepatnya Selasa tanggal 13 - 7 - 2021. Engkau begitu lama di uji Oleh Allah sakit. Tetapi saya yakin itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepadamu. Itu adalah sarana penghapus dosa.
Selama hidupnya ibu tidak pernah memarahi anak-anaknya. Melaksanakan kewajiban sebagai seorang ibu dengan sabar tanpa mengeluh. Memasak setiap hari dan begitupula mencuci pakaian. Tidak perna terlontar dalam ucapan kata yang tidak mengenakkan untuk anak-anaknya.
Waktu kecil dulu hingga dewasa emmiku selalau melengkapi makananku setiap makan. Misalnya kalau saya mengambil lauk dan nasinya ditempat ambil nasi kemudian saya pergi kekursi. Biasanya ibuku mengambilkan lagi kelengkapannya supaya katanya makan saya sempurna. Melengkapi dengan air minum, melengkapi dengan tambahan supaya saya tidak pulang balik.
Ternyata setelah sekian lama apa yang dilakukan ada filosofinya. Filosofinya adalah supaya kelak dikemudian hari saya bisa menjadi manusia yang utuh atau tidak setengah-setengah dalam menjalani hidup. Agar senantiasa melengkapi diri dengan kekurangan yang ada. Artinya emmiku menginginkan anaknya bahagia dunia dan akherat.
Ibu saya tidak seperti ibu-ibu yang lain. Ibu saya adalah seorang pensiunan guru agama. Gajinya digunakan untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Pakaian yang ada tidak seperti ibu-ibu yang lain. Jarang membeli pakaian yang baru, kecuali kalau memang sudah tua dan rusak.
Masalah makanan ibu tidak pernah mencelah makanan. Waktu kecil yang mengatur belanjaan adalah bapak. Jadi bapak yang selalu belanja untuk kebutuhan sehari-hari. Ibu tugasnya hanya memasak dan mengolah bahan makanan menjadi makanan yang enak. Terus terang semua masakan emmiku saat kecil semuanya terasa enak. Itu barangkali karena memasak dengan hati. Memasak dengan ihlas.
Dikampung saya Desa Langi Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Pasarnya cuma 2 kali dalam sehari yaitu hari Senin dan hari Kamis. Waktu itu yang dijual di pasar cuma ikan kering karena jualan ikan basa sangat susah. Pedagang yang menjualnya biasanya berpikir. Sebab waktu itu kendaraan masih sangat jarang dan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja.
Pedagang umumnya berjalan kurang lebih 10 hingga 30 km untuk sampai ke Langi. Sebagian juga menjadikan kuda sebagai transportasi utama. Jadi dengan menjual ikan basah bisa menyebabkan busuk baru sampai dipasar. Jadi ikan hanya dijual dalam bentuk ikan kering, ikan kannasa (fermentasi) dan ikan yang sudah dimasak dengan garam (pallu cella).
Emmiku sangat lembut terhadap anak-anaknya. Tidak pernah memarahi anak-anaknya. Emmiku sangat menghormati ettaku. Tidak pernah saya dengar membantahnya. Emmi sangat penurut dan sangat sabar menghadapi ettaku. Selama hidup bersama dengan emmi dan etta saya tidak pernah mendengar keduanya cekcok. Mereka saling mengerti atau saling mengalah ketika ada masalah serius. Hanya sering saya melihat tidak baku omong itupun cuma berlangsung 1 harian saja. Dan selanjutnya sudah normal lagi.
Dalam rumah saya tidak pernah mendengar saling membentak. Tidak ada caci mencaci. Kami hanya berbicara kalau ada sesuatu hal yang penting saja. Setiap ada orang yang masuk dalam rumah selalu disiapkan teh atau kopi. Dan orang yang masuk pasti disuguhkan teh atau kopi setiap masuk rumah.
Orang dikampung saya sangat menghormati etta dan emmiku. Mereka menghormati karena memang keduanya sangat baik sama orang kampung. Dan waktu itu kehidupan didesa masih suasana gotong royong. Tidak ada istilah membantu karena upah tetapi karena ihlas. Emmi dan etta hidup netral dikampung dan tidak memihak kepada segolongan masyarakat tertentu.
Etta dan emmi sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Beliau relah tidak makan enak dan berpakaian bagus demi untuk pendidikan anak-anaknya. Saya sering melihat dan sampai sekarang etta masih memiliki sifat itu. Pakaiannya sudah usang tetapi masih tetap dipakai. Bahkan masih ada pakaiannya waktu masih aktif dulu dan masih dipakai sampai sekarang. Terutama celananya saya perkirakan sudah berumur 40 tahun lebih masih dipakai.
Kakak-kakak saya yang lain ibu juga dibiayai oleh etta dan juga memakai sebagian gajinya emmi. Karena memang etta yang mengatur semua gaji yang dimiliki oleh emmi. Jadi emmi itu tidak tahu soal menyoal gaji. Tetapi emmi juga tidak pernah protes karena dia juga sadar banyak kebutuhan yang harus diperinci untuk membiayai sekolah anak-anaknya.
Berkat kesabaran dan keihlasan emmiku al hamdulillah saya bersaudara jadi sarjana semua. Saudara-saudara yang tidak seibu juga sangat baik sama kami. Mereka semua juga sering membantu kami. Dan sampai sekarang hubungan kami masih baik. Dan Alhamdulillah berkat doa kedua orang tua kami bersaudarah dididik untuk taat sholat dan puasa. Dan berkat didikan dan kasih sayang orang tua kami termasuk orang-orang yang tidak meninggalkan sholat dan puasa walaupun dalam kondisi sakit.
Salah satu saudarah saya yang diuji oleh Allah berupa sakit (sakit akal). Walaupun kondisi sakitnya parah tetapi ingat sholat. Kecuali barang kali kalau memang sudah hilang ingatan karena sakit barulah tidak sholat. Karena memang Allah tidak mewajibkan sholat orang yang hilang akal. Saya bersyukur kepada Allah karena telah memiliki kedua orang tua yang sangat baik yang mampu membuat kami untuk taat kepada Allah. Walaupun tidak mengajarkan ilmu yang banyak tetapi kedua orang tua saya menjadi contoh yang terbaik untuk kami.
Insyaallah kami telah berjanji dalam hati untuk memuliakanmu emmu. Saya akan senantiasa menebar kebaikan. Sampai ajal juga menjemputku. Saya akan ingat kebaikanmu emmi. Saya akan mengajak anak-anak keturunan kami untuk sholat. Biar pahala keterunan kami tidak terputus sampai hari akhir. Semoga keluarga keturunanmu bisa berkumpul lagi di Akherat kelak. Amin ya Rabbal Aalamin.
Comments
Post a Comment