Istri Harus Taat Sama Suami
Posisi suami dalam rumah tangga adalah pemimpin. Jadi sebagai seorang pemimpin maka dia harus memberi contoh kepada istrinya. Artinya sebelum mengajarkan kepada istri maka suami dulu yang harus melakukannya. Sebab jangan sampai kita mengatakan sesuatu padahal kita sendiri tidak melakukannya. Karena dalam ajaran Islam dilarang mengajarkan sesuatu padahal kita sendiri tidak melakukannya. Artinya kita berdosa kalau mengajarkan sementara kita sendiri tidak melakukannya.
Suami itu memimpin bukan sebagai komandan. Kalau komandan terkadang memerintah tetapi dia tidak melakukan. Contoh baris berbaris : komandang memerintahkan lancang depan grak tetapi dia tidak begitu dan bahkan ada beberapa perintah tetapi komandan tidak melakukannya. Pemimpin diikuti walaupun tanpa diperintahkan. Makanya yang dipimpin disebut pengikut.
Memimpin dalam hal ibadah seperti sholat, puasa, ahlak dan lainnya maka seharusnya suami yang harus melakukannya dahulu. Sebab apabila tidak seperti itu maka perintah pemimpin tidak efektif. Seorang pemimpin harus menyayangi yang dipimpinnya. Pemimpin harus lemah lembut tetapi dalam kondisi tertentu harus tegas. Tegas tetapi tidak kasar. Tetapi apabila memang dibutuhkan memang wajib tegas.
Seorang istri harus mentaati suami sebab taat sama suami adalah perintah dari Allah. Taat selama bukan bermaksiat kepada Allah. Contoh: seorang istri tidak boleh menerima tamu laki-laki dirumahnya tanpa izin suami (atau suami tidak ada dirumah). Semua yang tidak disenangi oleh suami jangan sekali-kali melakukannya. Sebab melakukan hal itu termasuk dosa atau pembangkangan.
Contoh seorang istri yang memelihara binatang seperti kucing. Walau istri senang kucing tetapi suami tidak senang maka harus ditinggalkan. Sebab memelihara kucing bukan kewajiban sementara taat sama suami adalah wajib. Jadi kalau memaksakan untuk memelihara adalah dosa.
Kucing memang binatang kesayangan Rasulullah tetapi ketika memelihara kucing lebih dari 5 sudah tidak wajar. Apalagi kucing sering berkeliaran di dalam rumah dan kencing disembarang tempat. Atau buang air besar disembarang tempat. Baunya sangat mengganggu. Walaupun kucing termasuk binatang suci tetapi tai dan kencingnya adalah najis. Jangan sampai bau, kencing dan tainya mengganggu ibadah kita dalam rumah.
Memelihara kucing sebenarnya tidak mengapa tetapi kalau kita sibuk memelihara kucing sementara ibadah dilalaikan menyebabkan kita berdosa. Dengan memelihara kucing menyebabkan berdosa sama suami karena suami tidak senang dan berdosa kepada Allah dan Rasulnya karena lalai beribadah karena kucing.
Tidak semua tetangga senang sama kucing, karena kucing senang beol disembarang tempat, seperti dipekarangan tetangga, didepan rumah tetangga atau dijalan umum. Tentu dalam hal ini kita berdosa karena mengganggu tetangga dengan kucing yang kita pelihara. Padahal kewajiban kita harus berbuat baik sama tetangga.
Orang yang memelihara kucing biasanya akan lebih peduli kepada kucingnya daripada keluarganya sendiri. Suaminya, tetangganya atau anak-anaknya apabila ada yang mengganngu kucingnya terkadang dia kalap ketika melihat kucingnya diganggu. Terkadang suami dikasari hanya karena kucing. Anak-anak dimarahi hanya karena kucing. Kalau memelihara kucing dalam kondisi tersebut maka mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya.
Ada penceramah Ust. Khalih Basalamah nengatakan sebaiknya jangan memelihara kucing. Sebaiknya dilepas saja karena rezeki kucing itu di jamin oleh Allah. Dan apabila dipelihara dan dimanja akan membuatnya tidak mandiri. Sehingga dia tergantung kemajikan.
Sekian dan terimah kasih dan tolong dikomentari apabila ada yang salah dalam tulisan ini.
Comments
Post a Comment