Apa Manfaat Berbakti Kepada Orang Tua?
Secara khusus yang dimaksud orang tua adalah ibu dan ayah. Ibu yang melahirkan kita setelah mengandung 9 bulan. Dalam proses mengandung sampai melahirkan ibu tersiksa. Tidak pernah tidur nyenyak. Ada yang mual terus-terus tidak ada henti sampai melahirkan. Ada yang tidak bisa mencium bau tumis-tumis, ada yang tidak bisa lihat me, ada yang tidak bisa lihat matahari. Semua itu terjadi sampai melahirkan. Tersiksa bukan.
Semakin hari cabang bayi semakin berat, dan bahkan ada yang mencapai diatas 3 kg. Bagaimana perasaan pinggul yang menahan berat kedepan. Jalannya sempoyongan, tidak bisa jongkok, susah tidur, tidak bisa makan enak. Walau kondisi yang tidak enak dia selalu berusaha untuk melawan rasa tidak nyaman demi kasih sayang sama cabang bayi.
Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika melahirkan seorang bayi yang sehat. Semua rasa sakit dilupakan setelah anak lahir. Begitulah senangnya mereka memiliki seorang anak yang akan melanjutkan keturunan. Mereka gembira kelak ada yang mendoakan ketika dia sudah meninggalkan dunia pana ini.
Penderitaan seorang ibu rupanya belum berakhir setelah bayi lahir. Rupanya tidak pernah lagi istirahat dengan nyaman setelah anaknya lahir. Menyusui dan menidurkan itulah kerjanya setiap hari. Tidak lama tidur bayi menangis karena popok bayinya basah. Baru saja mata terpejam terbangun lagi untuk mengganti popok bayi. Entah berapa kali menggantinya. Berulang-ulang sampai pagi. Pagi sampai sore.
Ditambah lagi tugasnya mencuci, memasak, menjemur, mencuci piring, pergi kepasar. Itulah rutinitas yang dilakukan. Belum lagi memikirkan apa yang harus dimakan. Kalau ekonomi baik tidah jadi masalah, tetapi kalau pas-pasan apalah jadinya. Kalau ekonomi buruk ditambah capek mengurus anak apalah jadinya. Tentu yang timbul adalah stres.... ini banyak dialami oleh ibu-ibu.
Ayah yang baik yaitu berusaha mencari nafkah yang halal untuk istri dan anak-anaknya. Tetapi bagaimana kalau sudah berusaha tetapi rezki masih surut? Seorang suami harus banyak mengalah pada istri. Walaupun bagaimana sabarnya seorang istri tetapi masalah ekonomi kurang terpenuhi juga akan membuat kacau rumah tangga. Karena seorang istri memikirkan apa yang akan diberikan makan anak-anaknya. Iya ayah harus sabar dan berusahalah sungguh-sungguh. Berbaik sangkahlah kepada Allahsupaya rezeki cepat datangnya.
Sabarlah umur sudah mendekati 50-an tetapi hidup masih biasa saja. Belum memberikan ketenangan pada istri. Keadaan ekonomi belum membaik. Sekali lagi sabarlah menghadapi istri yang menuntut perbaikan ekonomi. Tetaplah berusaha dan berbaik sangka kepada Allah. InsyaAllah rezeki akan datang tepat pada waktunya.
Sebuah harapan untuk membuat keturunan menjadi lebih baik. Semua itu sudah diatur. Yang dibutuhkan adalah sabar menhadapi ujian. Tetaplah mencari solusi. Jangan membela diri terus menerus.
Ya Allah mudahkanlah kesulitan yang menimpah kami. Jadikanlah anak dan keturunan kami menjadi lebih baik kehidupan dunia dan akheratnya.
Comments
Post a Comment